Senin, 21 September 2009

Keluasan Neraka


Yazid Arraqqasyi dari Anas bin Malik ra. berkata: Jibril datang kepada Nabi SAW pada waktu yg ia biasanya tidak datang dalam keadaan berubah mukanya, maka ditanya oleh Nabi SAW: “Mengapa aku melihat kau berubah muka?”

Jawabnya: “Ya Muhammad, aku datang kepadamu di saat Allah menyuruh supaya dikobarkan penyalaan api neraka, maka tidak layak bagi orang yang mengetahui bahawa neraka jahanam itu benar, dan siksa kubur itu benar, dan siksa Allah itu terbesar untuk bersuka-suka sebelum ia merasa aman daripadanya.”

Lalu Nabi SAW bersabda: “Ya Jibril, jelaskan padaku sifat jahanam.”
Jawabnya: “Ya. Ketika Allah menjadikan jahanam, maka dinyalakan Selama seribu tahun, sehingga merah, kemudian dilanjutkan seribu tahun sehingga putih, kemudian seribu tahun sehingga hitam, maka ia hitam gelap, tidak pernah padam nyala dan baranya.

Demi Allah yang mengutus engkau dengan hak, andaikan terbuka sebesar lubang jarum niscaya akan dapat membakar penduduk dunia semuanya karena panasnya.

Demi Allah yang mengutus engkau dengan hak, andaikan satu baju ahli neraka itu digantung di antara langit dan bumi niscaya akan mati penduduk bumi karena panas dan basinya.

Demi Allah yg mengutus engkau dengan hak, andaikan satu pergelangan dari rantai yang disebut dalam Al-Qur’an itu diletakkan di atas bukit, niscaya akan cair sampai ke bawah bumi yang ke tujuh.

Demi Allah yang mengutus engkau dengan hak, andaikan seorang di ujung barat tersiksa, niscaya akan terbakar orang-orang yang di ujung timur karena sangat panasnya.

Jahanam itu sangat dalam dan perhiasannya besi, dan minumannya air panas campur nanah, dan pakaiannya potongan-potongan api. Api neraka itu ada tujuh pintu, tiap-tiap pintu ada baagiannya yang tertentu dari orang laki-laki dan perempuan.”

Nabi SAW bertanya: “Apakah pintu-pintunya bagaikan pintu-pintu rumah kami?”
Jawabnya: “Tidak, tetapi selalu terbuka, setengahnya di bawah dari lainnya, dari pintu ke pintu jarak perjalanan 70,000 tahun, tiap pintu lebih panas dari yang lain 70 kali ganda.”

Tanya Rasulullah SAW: “Siapakah penduduk masing-masing pintu?”
Jawab Jibril: “Pintu yg terbawah untuk orang-orang munafik, dan orang-orang yang kafir setelah diturunkan hidangan mukjizat Nabi Isa a.s. serta keluarga Fir’aun sedang namanya Al-Hawiyah. Pintu kedua tempat orang-orang musyrikin bernama Jahim. Pintu ketiga tempat orang shobi’in bernama Saqar. Pintu ke empat tempat Iblis dan pengikutnya dari kaum majusi bernama Ladha. Pintu kelima orang yahudi bernama Huthomah. Pintu keenam tempat orang nasara bernama Sa’eir.”

Kemudian Jibril, diam segan pada Rasulullah SAW sehingga ditanya: “Mengapa tidak Kau terangkan penduduk pintu ketujuh?”
Jawabnya: “Di dalamnya orang-orang yg berdosa besar dari ummatmu yang sampai mati belum sempat bertaubat.”

Maka Nabi SAW jatuh pingsan ketika mendengar keterangan itu, sehingga Jibril meletakkan kepala Nabi SAW di pangkuannya sehingga sadar kembali dan sesudah sadar Nabi SAW bersabda: “Ya Jibril, sungguh besar kerisauanku dan sangat sedihku, apakah ada seorang dari ummatku yang akan masuk ke dalam neraka?”
Jawabnya: “Ya, yaitu orang yang berdosa besar dari ummatmu.”

Kemudian Nabi SAW menangis, Jibril juga menangis, kemudian Nabi SAW masuk ke dalam rumahnya dan tidak keluar kecuali untuk sembahyang kemudian kembali dan tidak berbicara dengan orang dan bila sembahyang selalu menangis dan minta kepada Allah.

Dari Hadith Qudsi: Bagaimana kamu masih boleh melakukan maksiat, sedangkan kamu tak dapat bertahan dengan panasnya terik matahari-Ku. Tahukah kamu bahwa neraka jahanamKu itu:

  1. Neraka Jahanam itu mempunyai 7 tingkat
  2. Setiap tingkat mempunyai 70,000 daerah
  3. Setiap daerah mempunyai 70,000 kampung
  4. Setiap kampung mempunyai 70,000 rumah
  5. Setiap rumah mempunyai 70,000 bilik
  6. Setiap bilik mempunyai 70,000 kotak
  7. Setiap kotak mempunyai 70,000 batang pokok zarqum
  8. Di bawah setiap pokok zarqum mempunyai 70,000 ekor ular
  9. Di dalam mulut setiap ular yang panjang 70 hasta mengandung lautan racun yang hitam pekat.
  10. Juga di bawah setiap pokok zarqum mempunyai 70,000 rantai
  11. Setiap rantai diseret oleh 70,000 malaikat

Mudah-mudahan dapat menimbulkan keinsafan kepada kita semua.

- 1 Oktober 2007


Sumber :

Hilmi Arifin

http://hilmiarifin.com/keluasan-neraka/

23 September 2009

Sumber Gambar:

http://muslimstory.files.wordpress.com/2009/04/hell.jpg

Hal yang Menyebabkan Manusia Masuk Neraka


Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk isi neraka Jahanam kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai.

(Al-A’raaf 179)

Dalam surat Al-A’raaf ayat 179 ini Allah menjelaskan bahwa ada beberapa hal yang menyebabkan manusia dan jin terjerumus masuk kedalam neraka jahanam, antara lain :

  1. Mereka mempunyai hati namun tidak digunakannya untuk memahami ayat-ayat Allah
  2. Mereka mempunyai mata namun tidak dipergunakannya untuk melihat tanda kekuasaan Allah
  3. Mereka mempunyai telinga namun tidak digunakannya untuk mendengarkan nasehat dan ayat-ayat Allah.

Keadaan mereka tersebut diatas bagaikan binatang ternak bahkan lebih sesat lagi dari itu,dan mereka termasuk kedalam kelompok orang yang lalai.

Hati yang sakit

Hati manusia ada yang sehat bercahaya menerangi kehidupan diri dan lingkungannya dan ada pula yang sakit dan gelap serta merongrong kehidupan diri dan lingkungannya. Hati yang sehat dipenuhi dengan rasa Iman, takwa, tawakkal, sabar, dan sangat cinta mendengarkan nasehat dan ayat Qur’an, membawa rahmat dan manfaat bagi diri dan lingkungannya.

Hati yang sakit dan gelap dipenuhi rasa takut, cemas,kecewa, dendam, benci, sombong, ria, suka dipuji, tamak, cinta dunia dan lain sebagainya. Orang yang ada penyakit dalam hatinya merasa benar sendiri, dan sulit menerima nasehat saran atau kritik dari orang lain. Mereka enggan untuk sujud dan tunduk pada Allah. Seluruh usaha dan kegiatannya hanya ditujukan untuk meraih kehidupan dunia, mereka mengabdi pada kepentingan syahwatnya. Mereka berusaha memuaskan kebutuhan syahwat dan nafsunya dengan berbagai cara, tidak peduli halal dan haram. Inilah orang yang telah ditutup hatinya oleh Allah dengan pernyataannya dalam surat Al Baqarah ayat 7 dan Jatsiyah ayat 23 :

Allah telah mengunci-mati hati dan pendengaran mereka, dan penglihatan mereka ditutup. Dan bagi mereka siksa yang amat berat. (Al Baqarah 7)

Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya, dan Allah membiarkannya sesat berdasarkan ilmu-Nya dan Allah telah mengunci mati pendengaran dan hatinya dan meletakkan tutupan atas penglihatannya? Maka siapakah yang akan memberinya petunjuk sesudah Allah (membiarkannya sesat). Maka mengapa kamu tidak mengambil pelajaran?

(Al Jatsiyah 23)

Peliharalah hati dari berbagai penyakit yang dapat membutakan hati dari menerima kebenaran. Hati yang dipenuhi penyakit hanya akan mendorong seseorang untuk mengerjakan perbuatan keji dan mungkar yang akan nmenjerumuskannya kedalam api neraka jahannam yang panas membakar.

Mata yang buta

Orang yang buta mata hatinya tidak mampu melihat tanda tanda kekuasaan dan kebesaran Allah yang banyak bertebaran dilangit dan bumi ini. Kalau diperhatikan sebenarnya pada penciptaan langit dan bumi serta tumbuh2an dan hewan yang terdapat didarat, laut maupun angkasa serta pada diri manusia sediri, terdapat tanda tanda kekuasaan dan kebesaran Allah bagi orang yang mau mengambil pelajaran. Namun sedikit sekali orang yang mampu melihat tanda kebesaran Allah tersebut, walaupun matanya sehat, tidak buta dan dapat melihat dengan jelas. Mereka hanya mampu melihat benda disekitarnya dengan jelas, namun tidak mampu melihat tanda kebesaran Allah yang ada pada benda tersebut. Kalau mereka mampu memanfaatkan matanya dengan benar mereka akan dapat melihat tanda kebesaran Allah pada sesuatu yang mereka lihat itu.

Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (Ali Imran 190)

Namun sayang sebagian besar manusia tidak mampu mengambil pelajaran dari berbagai kejadian yang mereka lihat dan alami. Berbagai kejadian yang mereka alami dan lihat berlalu begitu saja. Mereka menganggap itu sebagai hukum alam, suatu kejadian atau materi hadir dalam kehidupan mereka dari tiada menjadi ada, dan kembali menjadi tiada hanya karena suatu proses alami saja. Kita hidup, mati kemudian berlalu begitu saja , tidak ada lagi kehidupan sesudah mati, semua itu terjadi karena proses alam.

Fikiran, cita cita dan usaha mereka seluruhnya ditujukan hanya untuk kehidupan dunia. Mereka menghalalkan segala cara untuk mendapatkan apa yang diinginkan, tidak peduli halal dan haram. Mereka tidak paham kalau kehidupan ini ada yang memiliki dan mengaturnya,sikap ini menggiring mereka untuk maasuk kedalam api neraka jahannam yang panas membakar.

Telinga yang tuli

Sebagian manusia ada yang telinga batinnya tuli, mereka lebih tertarik mendengar musik, cerita gosip, berbagai berita dan kejadian didunia yang menarik hati. Mereka tidak tertarik untuk mendengar nasehat, kajian agama, ataupun ayat-ayat Qur’an. Mereka terlalu asyik dengan kehidupan dunia, enggan mendengar lantunan ayat Qur’an yang menasehati atau kajian tentang Iman, Tauhid, kebesaran Allah, kehidupan akhirat yang banyak diperdengarkan melalui media radio, televisi maupun ceramah umum. Mereka lebih suka mendengar suara musik, nyanyian, berita politik dan kejadian dari segala penjuru dunia.

Hati yang penuh penyakit, mata hati yang buta, telinga batin yang tuli menyebabkan mereka hidup bagai binatang ternak, yang tujuan hidupnya hanya untuk makan minum, tidur dan mendapatkan kesenangan dunia. Seluruh usahanya hanya ditujukan untuk kehidupan dunia, mereka lalai dari mempersiapkan diri untuk kehidupan akhirat, itulah yang menyebabkan mereka terjerumus kedalam jurang neraka yang dalam. Bersihkan hati dari berbagai penyakit, latih mata dan telinga untuk memahami tanda kebesaran Allah dialam ini. Insya Allah selamat hidup didunia dan akhirat.


Sumber :
Fadhil ZA
23 September 2009

Sudah Takutkah Dirimu Kepada Allah dan Siksa Neraka?

وَمَنْ يَعْصِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَيَتَعَدَّ حُدُودَهُ يُدْخِلْهُ نَارًا خَالِدًا فِيهَا وَلَهُ عَذَابٌ مُهِينٌ

Dan Barangsiapa yang mendurhakai Allah dan Rasul-Nya dan melanggar ketentuan-ketentuan-Nya, niscaya Allah akan memasukkannya ke dalam api neraka sedang ia kekal di dalamnya dan baginya siksa yang menghinakan (QS 4: 14)

Allah swt sebagai pencipta, pemilik, penguasa, dan pemelihara alam semesta ini telah menetapkan hukum-Nya di dunia ini yang berlaku secara adil bagi seluruh manusia. Bahwa barangsiapa mentaati hukum Allah, yakni orang yang beriman dan beramal shaleh balasannya adalah kehidupan yang penuhkebahagiaan di sorga yang kekal (QS 4: 13). Sedang barangsiapa mendurhakaiAllah dan melanggar hukum-hukumNya, maka balasannya adalah kehidupan yang hina-dina di dalam neraka yang menyala-nyala kekal selama-lamanya (QS 4: 14).

Neraka, inilah seburuk-buruk tempat kembali bagi orang yang durhaka kepada Allah.

- Para penghuninya dibakar di dalam api yang gejolaknya mengepung dari segala penjuru (QS 18: 29).

- Mereka di siram dengan air yang sangat panas sehingga menghancurkan seluruh isi perut mereka (QS 22: 19-20).

- Mereka dicambuk dengan cambuk dari besi (QS 22: 21).

- Kepada mereka juga dipakaikan pakaian dari api (QS 22: 19), tikar dan selimut dari api (QS 7: 41).

- Setiap kulit mereka hangus terbakar akan diganti dengan kulit baru. Setelah terbakar hangus akan diganti dengan kulit yang baru lagi (QS 4: 56). Begitu seterusnya selama-lamanya.

- Apabila nyala api neraka Jahannam hendak padam, nyala itu akan ditambah api (QS 17: 97).

- Mereka tidak diperkenankan keluar dari neraka dan setiap mau keluar lantaran kepedihan, mereka akan dikembalikan ke dalamnya (QS 22: 22).

Tidak ada seorangpun yang mampu menahan siksa neraka. Setiap kali haus dan hendak minum, mereka diberi minum dari nanah yang menjijikkan (QS 14: 16). Bila perut terasa lapar dan hendak makan, mereka diberi makan dari pohon zaqum (QS 37: 66), pohon berduri yang tidak menghilangkan lapar (QS 88: 6, 7).

Semua penghuninya menyesal atas perbuatan mereka di dunia.(QS 67: 10) dan sangat berharap bisa kembali lagi ke dunia untuk menjadi orang beriman (QS 26: 102). Namun penyesalan yang terlambat seperti itu tidak akan berguna. Bersama Fir’aun, bersama Qarun, bersama Abu Jahal dan orang-orang kafir lainya dari jaman ke jaman mereka akan disiksa di dalam neraka selama-lamanya.

Peringatan Allah di dalam Al Qur’an hendaknya kita jadikan pelajaran, jangan sampai kita menyesal sesudah terlambat. Sekaranglah saatnya yang tepat untuk bertaubat dari segala dosa dan kesalahan. Sekarang juga saatnya yang tepat untuk menumbuhkan rasa takut kepada Allah dan siksa neraka. Dan sekarang juga saatnya yang tepat untuk kembali berjalan di atas jalan yang lurus, shiraathalmustaqiim.

Orang-orang beriman yang lurus dalam keimanannya selalu merasa takut terhadap siksa api neraka. Mereka selalu berusaha menghindari kesalahan sekecil apapun. Mereka merasa terancam seolah-olah ada gunung yang hendak runtuh menimbuni mereka. Rasa takutnya kepada Allah dan siksa neraka membimbing mereka untuk selalu berbuat baik. Rasulullah saw sendiri pernah bersabda kepada para sahabatnya, bila kamu melihat apa yang aku lihat niscaya kamu akan sedikit tertawa dan banyak menangis. Karena kefahaman mereka akan ngerinya siksa nereka para sahabat yang mendengarpun kontan menangis di depan Rasulullah saw.

Abu Bakar ash Shiddiq seorang sahabat yang sangat dekat dengan Rasulullah saw sendiri pernah berharap untuk menjadi seekor burung, sehingga tidak perlu bertanggung-jawab atas perbuatannya di dunia. Padahal beliau termasuk orang yang banyak beramal shaleh.

Begitu pula Umar bin Khathab yang Rasulullah saw sendiri pernah bersabda bahwa Allah telah menjadikan kebenaran pada lidah dan hatinya, pernah berharap untuk menjadi seonggok jerami agar tidak perlu bertanggung-jawab atas perbuatan-nya. Dia merasa cukup bahagia bila amal shalehnya yang banyak itu dibalas impas, kembali pokok tanpa untung sama sekali asal terbebas dari siksa api neraka.

Abdurrahman bin Auf pernah meninggalkan makanan enak yang dihidangkan kepadanya, karena takut kalau-kalau amal shalehnya semua dibalas tunai di dunia dan di akherat kelak tidak mendapatkan apa-apa. Karunia Allah yang berlimpah ruah yang diberikan di dunia ini beliau curigai sebagai balasan tunai atas seluruh amal shalehnya. Beliau khawatir kalau-kalau tidak lagi memiliki amal shaleh di akherat nanti yang dapat dipergunakan untuk mengimbangi kesalahan dan dosa yang harus dipertanggung-jawabkan di akherat.

Semua orang shaleh akan merasa takut akan murka Allah dan takut akan ngerinya siksa api neraka. Orang-orang seperti itulah yang dijanjikan oleh Allah untuk mendapatkan ampunan dan pahala yang besar (QS 67: 12). Tidakkah kita suka menjadi hamba-Nya yang demikian?

Written by Abu Taufik at Taury

- 5 Agustus 2009


Sumber :

Abu Taufik at Taury

http://mta-online.com/v2/2009/08/05/sudah-takutkah-dirimu-kepada-allah-dan-siksa-neraka/

23 September 2009

Penghuni Neraka

''Aku melihat ke dalam surga, maka kebanyakan penduduknya adalah fuqara (orang-orang fakir) dan aku melihat ke dalam neraka, maka kebanyakan penduduknya adalah wanita.'' (HR Bukhari dan Muslim). Suatu hal yang pasti bahwa neraka adalah tempat bagi kaum Musyrikin dan pelaku dosa yang melanggar aturan Allah SWT. Setiap Muslim yang mendengar kata neraka, tentu berharap kepada Allah SWT agar kelak tidak menjadi salah satu penghuninya.
Imam Qurthubi mengomentari hadis di atas, ''Penyebab banyaknya kaum wanita yang masuk neraka adalah karena hawa nafsu yang mendominasi mereka. Kecondongan mereka pada kesenangan-kesenangan duniawi dan berpaling dari akhirat. Mereka mudah tertipu oleh kesenangan dunia yang menyebabkan mereka lemah beramal saleh. Mereka juga menjadi penyebab yang paling kuat untuk memalingkan kaum pria dari akhirat karena hawa nafsu dalam diri mereka. Kebanyakan mereka memalingkan diri dan selain mereka dari akhirat. Cepat tertipu jika diajak pada penyelewengan terhadap agama dan sulit menerima jika diajak pada akhirat.'' (Jahannam Ahwaluha wa Ahluha hlm 29-30 dan At-Tadzkirah hlm 369).

Ketika Rasulullah SAW dan para sahabat melakukan shalat gerhana matahari dengan sangat panjang, beliau melihat surga dan neraka. Saat melihat neraka, beliau bersabda, ''Tidak pernah aku melihat pemandangan seperti itu sebelumnya. Aku melihat kebanyakan penduduk neraka adalah kaum wanita.'' Sahabat bertanya, ''Mengapa (demikian) wahai Rasulullah?'' Beliau menjawab, ''Karena kekufuran mereka.''

Kemudian para sahabat bertanya lagi, ''Apakah mereka kufur kepada Allah?'' Beliau menjawab, ''Mereka kufur terhadap suami-suami mereka, kufur terhadap kebaikan-kebaikannya. Kalaulah engkau berbuat baik kepada salah seorang di antara mereka selama waktu yang panjang, kemudian dia melihat sesuatu pada dirimu (yang tidak dia sukai), niscaya dia akan berkata, 'Aku tidak pernah melihat sedikit pun kebaikan pada dirimu'.'' (HR Bukhari).

Hadis lain menyebutkan, ''Wanita-wanita yang berpakaian tapi hakikatnya telanjang, melenggak-lenggokkan kepala karena sombong dan berpaling dari ketaatan kepada Allah dan suaminya, kepala-kepala mereka seperti punuk unta. Mereka tidak akan masuk surga dan tidak pernah mencium wanginya surga padahal wanginya bisa didapati dari jarak perjalanan sekian dan sekian.'' (HR Muslim dan Ahmad).

''Hai orang-orang yang beriman peliharalah dirimu dan ahlimu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu, penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.'' (QS At-Tahrim (66): 6).

13 Mei 2006

Sumber :
Neneng Syamsiyah / Republika, dalam:
23 September 2009

72 Golongan Masuk Neraka

Assalaamu`alaikum Wr. Wb.

Saya baru saja membaca buku Fatwa ulama tentang Jama`ah Tabligh. Cukup "menarik & memprihatinkan". Di situ JT & Ikhwanul Muslimin digolongkan dalam 72 golongan yang akan masuk neraka. Sudah begitu parahkah dua organisasi itu?

Dan benarkan kita boleh memvonis sebuah jamaah itu dengan jamaah ahli neraka? Bukankah neraka syurga neraka hanya milik Allah? Terima kasih. wassalaam.

-abuyah-

Jawaban

Wa'alaikum Salam Wr. Wb.

Terimakasih,

Beginilah kondisi kaum muslimin sekarang, saling mengklaim dan saling menghakimi. Justru karena berfikirnya baru pada level inilah maka umat Islam belum bisa beranjak dari keterpurukan.

Kondisi seperti ini sangat membahayakan umat Islam, meskipun terkadang tampak benar secara harfiyah. Padahal tidak demikan sesungguhnya.

Dalam hal ini ada beberapa poin yang dapat kami kemukakan:

1. Hadits firoq dimana 72 golongan masuk neraka dan 1 masuk surga hanya membuat kriteria : yang selamat adalah yang berpijak pada pijakan Nabi dan sahabatnya. Dengan bahasa lain selama masih berpijak pada Quran dan Sunnah Insya Allah selamat. Jadi hadits firoq (yang menjelaskan 73 golongan umat Islam) tersebut tidak pernah berbicara nama-nama kelompok (golongan). Tetapi berbicara kreteria golongan yang selamat

2. Karena hadits tersebt berbicara kriteria maka tidak cukup mudah menerapkan pada organisasi-oraganisasi Islam modern. Para Ulama' sudah mendaptkan penerapnnya dan obyeknya yang sudah populer dalam kajian golongan Islam klasik. Mulai Syiah, Qodariah, Jabariah. Murjiah, Mutazilah dan seterusnya.

3. Adapun organisasi Isalam modern belum ada penetapan yang jelas dari para Ulama; apakah yang ini masuk ahli neraka dan yang itu masuk ahli surga. Yang ada baru klaim sebagian dan dibalas klaim dari yang lain. Jadi sama-sama melempar isu negatif pada pihal lain.

4. Mengenai JT dan IM. Kedua organisasi ini hanyalah organisasi pergerakan biasa yang mengusung kembalinya umat Islam kepada ajaran Islam. JT fokus pada menghidupkan sunnah-sunnah harian seperti shalat berjamaah dan berpenampilan Islami. Sedangkan IM mendedikasikan dirinya untuk perjuangan Islam kaffah, sehingga akhirnya banyak yang masuk dunia politik. Dari sini tidak tepat kalau disebut ahli neraka. Semoga yang menetapkannya diberikan hidayah dan pandangan yang lebih utuh.

Tetapi harus diakui, ada beberapa hal yang perlu diluruskan dalam JT dan IM. Misalnya tentang beberapa bida'ah yang berkembang di JT atau beberapa pandangan aqidah yang dianggap oleh sebagian ulama' menyimpang untuk kasus IM. Jika diasumsikan hal-hal ini benar-benar salah maka itu pun tidak mengeluarkan mereka dari 1 golongan yang selamat itu. Karena dua-duanya tetap berpegang teguh pada Al-Qur'an dan Sunnah. Apalagi jika faktanya tidak benar. Karena organisasi ini terus-menerus mengadakan perbaikan dan penyempurnaan.


- 16 April 2009


Sumber :

http://www.republika.co.id/berita/44389/72_Golongan_Masuk_Neraka

23 September 2009

Hakikat Surga dan Neraka

Tanya :

Selama ini saya belum merasa pernah mendapatkan penjelasan yang memuaskan tentang hakikat surga dan neraka, khususnya yang disebut terakhir.

Saya masih belum bias menjelaskan, bagaimana mungkin Allah – yang nota bene Maja Pengasih lagi Maha Penyayang -- akan “tega” menyiksa manusia yang lemah ini dengan sedemikian dahsyat. Adakah penjelasan yang masuk akal dan memuaskan mengenai masalah ini?


Jawab :

Al-Qur’an dan hadis sering memberikan gambaran yang bersifat simbolik. Kadang makna hakikinya harus diturunkan melalui suatu penafsiran hemeneutis yang biasa disebut ta’wil. Kadang makna hakiki tentang sesuatu ditampilkan secara sekaligus, meski di tempat berbeda, dengangambaran simbolik itu.Nah, di antara kasus yang disebut terakhir ini adalah persoalan pemahaman atau hakikat surga dan neraka.

Tentu tak perlu diperdebatkan lebih jauh bahwa dalam al-Qur’an dan hadis banyak penggambaran yang bersifat fisik tentang surga dan neraka. Yakni, surga adalah kenikmatan fisik, sementara neraka adalah hukuman yang bersifat fisik pula. Tapi, jika kita pelajari ayat-ayat al-Qur’an lainnya tentang masalah yang sama, kita dapati di beberapa tempat Allah dan Rasul menggambarkan keduanya sebagai bersifat ruhaniah. Mengenai surga, kita dapati bahwa ia merupakan suatu situasi ketenteraman dan kedamaian ruhaniah. Sebagai contoh adalah firman-Nya di bawah ini :

“Wahai jiwa yang tenang. Pulanglah kepada Rabb-mu dengan ridha dan diridhai(-Nya), Maka masuklah ke dalam kelompok hamba-hamba-Ku. Dan masuklah ke surgaku.”

Tampak jelas di dalam ayat di atas bahwa yang masuk surga adalah jiwa atau ruh kita. Karena itu, tentunya kenikmatan yang akan dirasakan juga bersifat ruhaniah.

Tak jarang pula digambarkan dalam al-Qur’an bahwa kenikmatan surga identik dengan “memandang” atau bertemu dengan Allah Swt. Sejalan dengan itu, berada di surga disamakan dengan mendapatkan ridhwan (jamak ridha) Allah, sebagaimana juga disebutkan dalam ayat yang dikutip di atas.

Demikian pula hanya dengan neraka. Dalam salah satu ayat, Allah Swt. berfirman : “Dan tahulah kamu apa itu khuthamah. Itulah api Allah yang menyala-nyala. Yang jilatannya sampai ke hati.”

Di sini tersurat dengan jelas bahwa siksaan api neraka sesungguhnya menerpa hati atau ruh kita

Jadi, bisa kita simpulkan bahwa sesungguhnya surga itu suatu keadaan kebersamaan kita dengan Allah Swt. – Kekasih sejati kita -- yang di dalamnya kita dinaungi oleh ridha Allah dan, karenanya, kita mengalami kedamaian dan ketenteraman total. Sedangkan neraka adalah suatu keadaan kesedihan dan kesumpekan luar biasa akibat kita tidak diridhai dan jauh dari-Nya.

Demi mempermudah pemahaman kita akan hal ini, marilah kita pelajari hakikat kenikmatan dan siksaan di alam kubur (barzakh). Alam kubur atau barzakhadalah alam transisi yang berada di antara alam kehidupan di dunia ini dan alam akhirat yang sepenuhnya bersifat ruhani. Di alam ini, kita masih mempertahankan sebagaian ciri modus kehidupan duniawi sekaligus sudah mulai mendapatkan ciri modus kehidupan ukhrawi. Yakni, di alam ini masih ada bentuk dan jumlah, tapi tak ada eksistensi fisik. Ibn ‘Arabi mengilustrasikan modus keberadaan di alam barzakh ini dengan bayangan cermin. Bayangan cermin masih menyimpan ciri-ciri obyek duniawi, yakni bentuk dan jumlah, tapi sudah kehilangan wujud fisikalnya. Contoh lain adalah eksistensi di alam mimpi. Ketika kita bermimpi, semuanya seolah seperti terjadi di kenyataan kehidupan duniawi – adabentuk dan jumlah. Tapi, sesungguhnya semua obyek mimpi itu tak memiliki eksistensi fisikal,

Itu sebabnya, Ibn ‘Arabi menyatakan bahwa pengalaman kenikmatan di alam kubur sebenarnya sama dengan mimpi yang indah, sementara siksaan kubur mengambil bentuk seperti mimpi buruk. Tentu dengan intensitas yang berbeda-beda tergantung intensitas kenikmatan dan siksaan yang diberikan oleh Allah.

Nah, jika kita ekstrapolasikan hal ini ke kehidupan akhirat yang sepenuhnya bersifat ruhani, maka dapat dipahami bahwa surga sepenuhnya terkait dengan kenikmatan ruhaniah, sedangkan neraka dengan siksaan ruhaniah. Kesimpulan pertama yang bisa kita ambil adalah, gambaran kenikmatan dan siksaan fisik dalam al-Qur;an dan hadis pada hakikatnya menyimbolkan masing-masing kenikmatan dan siksaan yang sepenuhnya bersifat ruhani.

Pertanyaan selanjutnya yang harus kita jawab : kenapa Allah menggambarkan siksaan fisik itu, baik dalam al-Qur’an, maupun melalui Rasul-Nya dengan tingkat “kekejaman” yang begitu ekstrem? Nah, salahsatu penjelasan mengajak kita untuk meletakkan gambaran-gambaran ini dalam konteks keadaan ketika al-Qur’an diturunkan dan Rasul diutus. Siksaan-siksaan yang amat kejam hingga di luar imajinasi kita yang hidup di zaman sekarang, biasa dilakukan pada masa itu. Misal, terkadang masing-masing dari sepasang kaki seseorang yang disiksa diikat ke dua kuda yang bergerak ke arah bertentangan sedemikian, sehingga tubuh orang itu terbelah dua. Masih banyak siksaan-siksaan sadis seperti ini, Maka jika al-Qur’an, dan hadis tak menggambarkan siksaan neraka dengan simbol fisik dan cara yang ekstrem, kepedihannya tak akan begitu dihayati oleh audiens pada masa itu.

Nah, sampailah kita ke pertanyaan terakhir : Kenapa Allah tega memasukkan manusia ke neraka secara “kekal-abadi”? Alternatif jawaban pertama terletak pada cara kita memahami makna kata abad” dalam al-Qur’an, yang biasa diterjemahkan sebagai kekal-abadi itu. Menurut beberapa penafsiran, kata itu sesungguhnya berarti waktu yang lama – dalam bahasa Indonesia berarti “berabad-abad”. Nah, karena di alam ruhani tak ada waktu serial sebagai yang ada di kehidupan dunia ini, maka waktu yang amat lama identik dengan intensitas siksaan itu, intensitas kesedihan dan kesumpekan yang kita alami. Di masa modern, penjelasan ini antara lain oleh Muhammad Iqbal.

Ibn ‘Arabi memiliki penafsiran lain. Memang neraka sebagaimana surga akan kekal abadi. Tapi, sifat panas api neraka tidak abadi. Persis sebagaimana saat Nabi Ibrahim dibakar oleh kaumnya. Ibrahim selamat karena Allah memerintahkan kepada api itu untuk menjadi dingin dan tidak merusak (menyiksa) Ibrahim a.s.

Sebagian kaum Mu’tazilah memiliki penjelasan yang lain mengenai pernyataan al-Qur’an dan hadis tentang keras dan abadinya siksaan di neraka. Mereka menyatakan bahwa kelak Allah tak akan memenuhi janjinya itu. Menurut pendapat ini, adalah suatu kemuliaan – di kalangan bangsa Arab kepada siapa al-Qur’an diturunkan untuk pertama kalinya -- jika kita mengingkari janji kita yang tidak baik kepada orang lain. Misal, kita berjanji akan membalas dendam pada orang yang membunuh orang yang kita cintai. Jika akhirnya kita mengingkari janji itu, sesungguhnya kita sedang melakukan tindakan kemuliaan.

Demikianlah penjelasan kami. Wal-Lahu a’lam bish-shawab.

- 27 November 2008


Sumber :

Haidar Bagir

http://www.madina.co.id/index.php?option=com_content&view=article&id=50:hakikat-surga-dan-neraka&catid=39:newsflash

23 September 2009

Setiap Kesesatan di Neraka

Ungkapan yang pasti benarnya yang disampaikan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam tersebut terasa musykil dalam benak banyak orang jika mereka dihadapkan kepadanya ketika membuat atau melakukan bid’ah. Dimana seseorang menjawab dengan rasa tidak senang : “Apakah karena bid’ah yang kecil ini saya di neraka?”

Untuk menjelaskan masalah ini dan jawaban terhadap kemusykilan tersebut dapat kita cermati dari dua hal sebagai berikut.

Pertama : Sesungguhnya di antara akidah Ahlus Sunnah wal Jama’ah adalah, ”Kita tidak menempatkan seseorang dari ahli kiblat tentang surga atau neraka”. Demikain ini dikatakan oleh Abu Ja’far Ath-Thahawi dalam kitab Aqidah Ath-Thahawiyah (hal.378) yang disyarahkan oleh Ibnu Abul Izz Al-Hanafi.

Jadi, sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Setiap kesesatan di neraka” merupakan ancaman yang terdapat dalam banyak hadits dan ayat Al-Qur’an.

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata [1] : “Seseorang yang berilmu terkadang menyebutkan ancaman terhadap sesuatu yang dilihatnya sebagai perbuatan dosa, padahal dia mengetahui bahwa orang-orang yang menakwilkannya [2] diampuni dan tidak terkena ancaman. Tetapi dia menyebutkan hal tersebut untuk menjelaskan bahwa perbuatan dosa mengakibatkan mendapat siksa. Dia hanya mengingatkan menghalangi orang dari perbuatan dosa”.

Kedua : Bahwa Ibnu Taimiyah dalam Fatawanya (IV/484) berkata : “Karena nash-nash ancaman [3] bentuknya umum, maka kita tidak menyatakan dengannya kepada orang tertentu bahwa dia termasuk penghuni neraka. Sebab kemungkinan tidak berlakunya hukum yang ditetapkan pada orang yang melakukannya karena adanya penghalang yang kuat, seperti karena taubat, musibah yang menghapuskan dosa, atau syafa’at yang diterima, dan lain-lain”.

Jadi sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam : “Setiap kesesatan di neraka” adalah sifat terhadap amal yang dilakukan seseorang dan sifat dari buah amal yang dilakukannya jika tidak disusuli dengan taubat dan meninggalkannya.

Kemudian ungkapan : “… di neraka” tidak mengharuskan kekal di neraka atau lama di dalamnya. Tetapi seseorang akan masuk neraka sesuai maksiat yang diperbuatnya, baik bentuknya bid’ah atau yang lain.

Berdasarkan hal ini, berlaku hukum lain, yaitu menghalalkan sesuatu yang dilarang dalam agama. Maka siapa yang menghalalkan bid’ah atau yang lainnya dari bentuk-bentuk maksiat dengan menghalalkan dalam hatinya padahal dia mengetahui dan mengakui bahwa sesuatu yang dilakukan tidak ada dasarnya dalam Sunnah, bahkan dia mengetahui, bahwa ia mengoreksi syari’at [4], maka ketika itulah dia “di neraka” karena dia kufur. Semoga Allah melindungi kita dari neraka.

At-Thahawi dalam kitabnya Aqidah yang disarahkan Ibnu Abul Izzi (hal. 316) berkata, “Kita tidak mengkafirkan seorang ahli kiblat yang berbuat dosa selama dia tidak menghalalkan perbuatan dosa tersebut”.

Dan tidak syak bahwa bid’ah adalah dosa yang sangat jelas dan maksiat yang paling nyata [5]. Dan bahwa dalil-dalil yang mengecamnya dan memerintahkan untuk menjauhinya banyak sekali.

Kesimpulannya, bahwa pendapat-pendapat yang batil, bid’ah dan diharamkan yang bernuansa menafikan sesuatu yang telah ditetapkan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam atau menetapkan sesuatu yang dinafikannya, atau memerintahkan sesuatu yang dilarangnya, atau melarang sesuatu yang di perintahkannya, maka kebenaran dikatakan kepadanya dan disampaikan kepadanya ancaman yang disebutkan dalam nash-nash yang ada. Demikianlah yang dikatakan oleh Ibnu Abul Izz Al-Hanafi dalam Syarah Aqidah Ath-Thahawiyah (hal.318). [6]

[Disalin dari kitab Ilmu Ushul Al-Fiqh Al-Bida’ Dirasah Taklimiyah Muhimmah Fi Ilmi Ushul Fiqh, edisi Indonesia Membedah Akar Bid’ah,Penulis Syaikh Ali Hasan Ali Abdul Hamid Al-Halabi Al-Atsari, Penerjemah Asmuni Solihan Zamakhsyari, Penerbit Pustaka Al-Kautsar]
__________
Foote Note
[1]. Majmu Al-Fatawa XXIII/305
[2]. Lihat “Antara Membuat Bid’ah dan Ijtihad” yang akan disebutkan dalam Bab III Pasal 1 dalam buku ini.
[3]. Lihat Al-Hujjah II/71 oleh Ash-Shabuni
[4]. Lihat Bab I (pengantar), Kesempurnaan dan Kecukupan Syari’ah.
[5]. Lihat Bab III Pasal 4 “Antara Bid’ah dan Maksiat”
[6]. Disini kami ingin menyebutkan bahwa saya tidak melihat karya ulama yang menjelaskan kajian pada pasal ini, menurut hasil telaah saya dari berbagai buku rujukan. Mudah-mudahan saya mendapatkan taufiq kepada kebenaran dalam tulisan saya ini, dan Allah adalah yang memberi petunjuk kepada jalan kebenaran. Kemudian saya melihat isyarat-isyarat tentang sub kajian ini dalam Manhaj Al-Asya’riyah fil Aqidah : 73-79 Karya Safar Al-Hawali.

- 3 Juni 2007

Sumber :
Syaikh Ali bin Hasan Al-Halabi Al-Atsari
23 September 2009

Wahai Manusia, Ini Neraka!

Print

الحمد لله الذى جَعَلَنا مِنْ عِبادِهِ الْمُخْلِصِيْْنَ ووَفَّقَنا لِلْعَمَلِ بِما فيهِ صَلاحُ الاسْلامِ والمسلمين. أشهد أن لا اله الا الله وحده لا شريك وأشهد أن محمدا عبده ورسوله الهادى الى الصراط لمستقيم أما بعد،، فياأيها المسلمون أوصيكم وإياي بتقوى الله عز وجل والتَّمَسُّكِ بهذا الدِّين تَمَسُّكًا قَوِيًّا. فقال الله تعالى في كتابه الكريم، أعوذ بالله من الشيطان الرجيم “يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ “

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah….

dakwatuna.com - Neraka adalah tempat yang disediakan Allah swt. bagi orang-orang kafir. Mereka adalah orang-orang yang membangkang terhadap syariat Allah dan mengingkari Rasulullah saw. Neraka merupakan wujud siksa Allah kepada musuh-musuh-Nya dan penjara bagi mereka yang berbuat dosa. Tempat ini adalah suatu kehinaan dan kerugian yang tiada taranya.

“Ya Rabb kami, sesungguhnya barangsiapa yang Engkau masukkan ke dalam neraka, maka sungguh Engkau hinakan dia; dan tidak ada bagi orang-orang yang zalim seorang penolong pun.” (Ali Imran: 192)
“Dan peliharalah dirimu dari api neraka, yang disediakan untuk orang-orang kafir.” (Ali Imran: 131)

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah….

Sosok yang berdiri tegak menjaga api neraka adalah malaikat. Perawakannya besar. Ekspresi wajah dan suaranya amat garang. Mereka adalah hamba-hamba Allah yang tidak pernah durhaka kepada Rabb yang menciptakan diri mereka. Mereka senantiasa patuh terhadap semua perintah Rabb mereka. Coba simak ayat Al-Qur’an ini.

“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu. Penjaganya malaikat-malaikat yang kasar lagi keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkanNya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (At-Tahrim: 6)

Jumlah malaikat penjaga neraka ada sembilan belas, seperti yang firman Allah swt.,

“Aku akan memasukkannya ke dalam (neraka) Saqar. Tahukah kamu apa (neraka) Saqar itu? Saqar itu tidak meninggalkan dan tidak membiarkan, (neraka Saqar) adalah pembakar kulit manusia, di atasnya ada sembilan belas (malaikat penjaga). (Al-Muddatstsir: 26-30)

“Dan tiada Kami jadikan penjaga neraka itu melainkan dari malaikat, dan tidaklah Kami menjadikan bilangan mereka itu kecuali sebagai ujian bagi orang-orang kafir.” (Al-Jin: 31)

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah….

Tahukah Anda seperti apa api neraka itu? Sanggupkah kulit dan daging Anda menahan panasnya yang membakar?

Rasulullah saw. bersabda, “Api kamu ini hanyalah satu bagian dari tujuh puluh bagian api di neraka jahannam.” Para sahabat mengatakan, ”Yang ini pun sudah cukup berat panasnya.” Berkata Nabi, ”Bahkan api neraka itu melebihi sebanyak enam puluh sembilan kali lipat panasnya api dunia.”

“Api neraka jahannam telah dinyalakan seribu tahun hingga menjadi merah. Kemudian dibakar lagi selama seribu tahun hingga menjadi putih. Kemudian dibakar lagi selama seribu tahun hingga menjadi legam, seperti malam yang gelap gulita.” (HR Tirmidzi).

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah….

Siapapun orang yang dimasukkan ke dalam neraka, dia tidak akan keluar darinya. Pintu neraka berdiri kokoh dan tertutup rapat. Itulah pejara bagi orang-orang yang menganggap remeh berita tentang pengadilan akhirat.

“Dan sesungguhnya jahannam itu benar-benar tempat yang telah diancamkan kepada mereka (pengikut-pengikut setan) semuanya. Jahannam itu mempunyai tujuh pintu, tiap-tiap pintu (telah ditetapkan) untuk golongan yang tertentu dari mereka.” (Al-Hijr: 43-44)

“Dan orang-orang yang kafir kepada ayat-ayat Kami, mereka itu adalah golongan kiri. Mereka berada dalam neraka yang (pintunya) ditutup rapat.” (Al-Balad: 19-20)

Orang-orang kafir dihalau ke neraka jahannam berombong-rombongan. Sehingga apabila mereka sampai ke neraka itu dibukakanlah pintu-pintunya dan berkatalah para penjaganya kepada mereka, “Apakah belum pernah datang kepada kalian Rasul-rasul di antaramu yang membacakan kepadamu ayat-ayat Rabbmu dan memperingatkanmu akan pertemuan hari ini?” Mereka menjawab, “Benar telah datang.” Tetapi telah pasti berlaku ketetapan azab terhadap orang-orang kafir. Dikatakan (kepada mereka), “Masukilah pintu-pintu neraka jahanam itu, sedang kamu kekal di dalamnya.” Maka neraka jahannam itulah seburuk-buruk tempat bagi orang-orang yang menyombongkan diri.” (Az-Zumar: 71-72)

Neraka itu mempunyai tujuh pintu, tiap-tiap pintu darinya adalah bagian yang sudah ditentukan.” (Al-Hijr: 44)

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah….

Orang-orang yang abadi di dalam neraka adalah golongan kafir dan munafik. Ini firman Allah swt., “Adapun orang-orang yang kafir dan mendustakan ayat-ayat Kami, mereka itu penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya.” (Al-Baqarah: 39)

“Dan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami serta menyombongkan diri terhadapnya, mereka itulah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya.” (Al-A’raf: 36)

“Tidakkah mereka, orang-orang munafik itu mengetahui bahwasanya barangsiapa menentang Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya neraka Jahannamlah baginya, mereka kekal di dalamnya. Itu adalah kehinaan yang besar.” (At-Taubah: 63)

Kemudian dikatakan kepada orang-orang yang zhalim (musyrik) itu, ”Rasakanlah olehmu siksaan yang kekal, kamu tidak diberi balasan melainkan dengan apa yang telah kamu kerjakan.” (Yunus: 52)

“Sesungguhnya penghuni neraka yang paling ringan siksaannya ialah orang yang diberi sepasang sandal yang talinya terbuat dari api neraka, lalu mendidihlah otaknya karena panasnya yang laksana air panas mendidih di dalam periuk. Dia mengira tiada seorangpun yang menerima siksaan lebih dahsyat dari itu, padahal dialah orang yang mendapat siksaan paling ringan.” (Bukhari-Muslim)

“Ada di antara mereka yang dimakan api sampai ke mata kaki, ada yang dimakan sampai pinggangnya dan ada pula yang dimakan sampai ke tenggorokannya.”

“Wahai manusia sekalian, menangislah! Jika tidak dapat menangis, maka paksakan dirimu untuk menangis! Karena sesungguhnya ahli neraka itu akan terus menangis hingga air matanya mengalir di pipi masing-masing, seperti air yang mengalir di sungai. Sampai air mata itu habis dan matanya pun pecah-pecah. Seandainya ada perahu yang diletakkan di situ, niscaya berlayarlah ia.” (HR Ibnu Majah)

Mudah-mudahan kita semua dibebaskan oleh Allah swt. dari adzab neraka. Amin, ya Mujibassailin.

بارك الله لى ولكم فى القرآن العظيم ونفعنى واياكم بما فيه من الايات والذكر الحكيم وتقبل الله منى ومنكم تلاوته انه هو السميع العليم


- 19 Juni 2008


Sumber :
23 September 2009

Wanita Penghuni Neraka

Saudariku Muslimah ….
Suatu hal yang pasti bahwa surga dan neraka adalah dua makhluk yang Allah Subhanahu wa Ta’ala ciptakan. Surga diciptakan-Nya sebagai tempat tinggal yang abadi bagi kaum Mukminin dan nerakasebagai tempat tinggal bagi kaum musyrikin dan pelaku dosa yang Allah Subhanahu wa Ta’ala telah melarang darinya.

Setiap Muslimin yang mengerti keadaan Surga dan neraka tentunya sangat berharap untuk dapat menjadi penghuni Surga dan terhindar jauh dari neraka, inilah fitrah.

Pada Kajian kali ini, kami akan membahas tentang neraka dan penduduknya, yang mana mayoritas penduduknya adalah wanita dikarenakan sebab-sebab yang akan dibahas nanti.

Sebelum kita mengenal wanita-wanita penghuni neraka alangkah baiknya jika kita menoleh kepada peringatan-peringatan Allah Subhanahu wa Ta’ala di dalam Al Qur’an tentang neraka dan adzab yang tersedia di dalamnya dan perintah untuk menjaga diri daripadanya.Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :

“Hai orang-orang yang beriman peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu, penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (At Tahrim : 6)

Imam Ath Thabari rahimahullah menyatakan di dalam tafsirnya :

“Ajarkanlah kepada keluargamu amalan ketaatan yang dapat menjaga diri mereka dari neraka.”

Ibnu Abbas radliyallahu ‘anhu juga mengomentari ayat ini : “Beramallah kalian dengan ketaatan kepada Allah, takutlah kalian untuk bermaksiat kepada-Nya dan perintahkan keluarga kalian untuk berdzikir, niscaya Allah menyelamatkan kalian dari neraka.” Dan masih banyak tafsir para shahabat dan ulama lainnya yang menganjurkan kita untuk menjaga diri dan keluarga dari neraka dengan mengerjakan amalan shalih dan menjauhi maksiat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Di dalam surat lainnya Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :

“Peliharalah dirimu dari neraka yang bahan bakarnya manusia dan batu yang disediakan bagi orang-orang kafir.” (Al Baqarah : 24)

Begitu pula dengan ayat-ayat lainnya yang juga menjelaskan keadaan neraka dan perintah untuk menjaga diri daripadanya.

Kedahsyatan dan kengerian neraka juga dinyatakan Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam di dalam hadits yang shahih dari Abu Hurairah radliyallahu ‘anhu bahwasanya beliau bersabda :

“Api kalian yang dinyalakan oleh anak cucu Adam ini hanyalah satu bagian dari 70 bagian nerakaJahanam.” (Shahihul Jami’ 6618)

Jikalau api dunia saja dapat menghanguskan tubuh kita, bagaimana dengan api neraka yang panasnya 69 kali lipat dibanding panas api dunia? Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala menyelamatkan kita dari neraka. Amin.

Wanita Penghuni Neraka

Tentang hal ini, Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam bersabda :

“Aku melihat ke dalam Surga maka aku melihat kebanyakan penduduknya adalah fuqara (orang-orang fakir) dan aku melihat ke dalam neraka maka aku menyaksikan kebanyakan penduduknya adalah wanita.” (HR. Bukhari dan Muslim dari Ibnu Abbas dan Imran serta selain keduanya)

Hadits ini menjelaskan kepada kita apa yang disaksikan oleh Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam tentang penduduk Surga yang mayoritasnya adalah fuqara (para fakir miskin) dan neraka yang mayoritas penduduknya adalah wanita. Tetapi hadits ini tidak menjelaskan sebab-sebab yang mengantarkan mereka ke dalam neraka dan menjadi mayoritas penduduknya, namun disebutkan dalam hadits lainnya.

Di dalam kisah gerhana matahari yang Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam dan para shahabatnya melakukan shalat gerhana padanya dengan shalat yang panjang, beliau Shalallahu ‘alaihi wassalam melihat Surga dan neraka.
Ketika beliau melihat neraka beliau bersabda kepada para shahabatnya radliyallahu ‘anhum : “ … dan aku melihat neraka maka tidak pernah aku melihat pemandangan seperti ini sama sekali, aku melihat kebanyakan penduduknya adalah kaum wanita.” Shahabat pun bertanya : “Mengapa (demikian) wahai Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam?” Beliau Shalallahu ‘alaihi wassalam menjawab : “Karena kekufuran mereka.” Kemudian ditanya lagi : “Apakah mereka kufur kepada Allah?” Beliau menjawab : “Mereka kufur terhadap suami-suami mereka, kufur terhadap kebaikan-kebaikannya. Kalaulah engkau berbuat baik kepada salah seorang di antara mereka selama waktu yang panjang kemudian dia melihat sesuatu pada dirimu (yang tidak dia sukai) niscaya dia akan berkata : ‘Aku tidak pernah melihat sedikitpun kebaikan pada dirimu.’ ” (HR. Bukhari dari Ibnu Abbas radliyallahu ‘anhuma)

Dalam hadits lainnya, Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam menjelaskan tentang wanita pendudukneraka, beliau bersabda :

“ … dan wanita-wanita yang berpakaian tetapi hakikatnya mereka telanjang, melenggak-lenggokkan kepala mereka karena sombong dan berpaling dari ketaatan kepada Allah dan suaminya, kepala mereka seakan-akan seperti punuk onta. Mereka tidak masuk Surga dan tidak mendapatkan wanginya Surga padahal wanginya bisa didapati dari jarak perjalanan sekian dan sekian.” (HR. Muslim dan Ahmad dari Abu Hurairah radliyallahu ‘anhu)

Dari Imran bin Husain dia berkata, Nabi Shalallahu ‘alaihi wassalam bersabda :

“Sesungguhnya penduduk surga yang paling sedikit adalah wanita.” (HR. Muslim dan Ahmad)

Imam Qurthubi rahimahullah mengomentari hadits di atas dengan pernyataannya : “Penyebab sedikitnya kaum wanita yang masuk Surga adalah hawa nafsu yang mendominasi pada diri mereka, kecondongan mereka kepada kesenangan-kesenangan dunia, dan berpaling dari akhirat karena kurangnya akal mereka dan mudahnya mereka untuk tertipu dengan kesenangan-kesenangan dunia yang menyebabkan mereka lemah untuk beramal. Kemudian mereka juga sebab yang paling kuat untuk memalingkan kaum pria dari akhirat dikarenakan adanya hawa nafsu dalam diri mereka, kebanyakan dari mereka memalingkan diri-diri mereka dan selain mereka dari akhirat, cepat tertipu jika diajak kepada penyelewengan terhadap agama dan sulit menerima jika diajak kepada akhirat.”(Jahannam Ahwaluha wa Ahluha halaman 29-30 dan At Tadzkirah halaman 369)

Saudariku Muslimah ….

Jika kita melihat keterangan dan hadits di atas dengan seksama, niscaya kita akan dapati beberapa sebab yang menjerumuskan kaum wanita ke dalam neraka bahkan menjadi mayoritas penduduknya dan yang menyebabkan mereka menjadi golongan minoritas dari penghuni Surga.

Saudariku Muslimah … . Hindarilah sebab-sebab ini semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala menyelamatkan kita dari neraka. Amin.

1. Kufur Terhadap Suami dan Kebaikan-Kebaikannya

Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam menjelaskan hal ini pada sabda beliau di atas tadi. Kekufuran model ini terlalu banyak kita dapati di tengah keluarga kaum Muslimin, yakni seorang istri yagn mengingkari kebaikan-kebaikan suaminya selama sekian waktu yang panjang hanya dengan sikap suami yang tidak cocok dengan kehendak sang istri sebagaimana kata pepatah, panas setahun dihapus oleh hujan sehari.
Padahal yang harus dilakukan oleh seorang istri ialah bersyukur terhadap apa yang diberikan suaminya, janganlah ia mengkufuri kebaikan-kebaikan sang suami karena Allah Subhanahu wa Ta’ala tidak akan melihat istri model begini sebagaimana dijelaskan Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam :

“Allah tidak akan melihat kepada wanita yang tidak mensyukuri apa yang ada pada suaminya dan tidak merasa cukup dengannya.” (HR. Nasa’i di dalam Al Kubra dari Abdullah bin ‘Amr. Lihat Al Insyirah fi Adabin Nikah halaman 76)

Hadits di atas adalah peringatan keras bagi para wanita Mukminah yang menginginkan ridha Allah Subhanahu wa Ta’ala dan Surga-Nya. Maka tidak sepantasnya bagi wanita yang mengharapkan akhirat untuk mengkufuri kebaikan-kebaikan suaminya dan nikmat-nikmat yang diberikannya atau meminta dan banyak mengadukan hal-hal sepele yang tidak pantas untuk dibesar-besarkan.

Jika demikian keadaannya maka sungguh sangat cocok sekali jika wanita yang kufur terhadap suaminya serta kebaikan-kebaikannya dikatakan Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam sebagai mayoritas kaum yang masuk ke dalam neraka walaupun mereka tidak kekal di dalamnya.

Cukup kiranya istri-istri Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam dan para shahabiyah sebagai suri tauladan bagi istri-istri kaum Mukminin dalam mensyukuri kebaikan-kebaikan yang diberikan suaminya kepadanya.

2. Durhaka Terhadap Suami

Kedurhakaan yang dilakukan seorang istri terhadap suaminya pada umumnya berupa tiga bentuk kedurhakaan yang sering kita jumpai pada kehidupan masyarakat kaum Muslimin. Tiga bentuk kedurhakaan itu adalah :

a. Durhaka dengan ucapan.

b. Durhaka dengan perbuatan.

c. Durhaka dengan ucapan dan perbuatan.

Bentuk pertama ialah seorang istri yang biasanya berucap dan bersikap baik kepada suaminya serta segera memenuhi panggilannya, tiba-tiba berubah sikap dengan berbicara kasar dan tidak segera memenuhi panggilan suaminya. Atau ia memenuhinya tetapi dengan wajah yang menunjukkan rasa tidak senang atau lambat mendatangi suaminya. Kedurhakaan seperti ini sering dilakukan seorang istri ketika ia lupa atau memang sengaja melupakan ancaman-ancaman Allah terhadap sikap ini.

Termasuk bentuk kedurhakaan ini ialah apabila seorang istri membicarakan perbuatan suami yang tidak ia sukai kepada teman-teman atau keluarganya tanpa sebab yang diperbolehkan syar’i. Atau ia menuduh suaminya dengan tuduhan-tuduhan dengan maksud untuk menjelekkannya dan merusak kehormatannya sehingga nama suaminya jelek di mata orang lain. Bentuk serupa adalah apabila seorang istri meminta di thalaq atau di khulu’ (dicerai) tanpa sebab syar’i. Atau ia mengaku-aku telah dianiaya atau didhalimi suaminya atau yang semisal dengan itu.

Permintaan cerai biasanya diawali dengan pertengkaran antara suami dan istri karena ketidakpuasan sang istri terhadap kebaikan dan usaha sang suami. Atau yang lebih menyedihkan lagi bila hal itu dilakukannya karena suaminya berusaha mengamalkan syari’at-syari’at Allah Subhanahu wa Ta’ala dan sunnah-sunnah Rasul-Nya Shalallahu ‘alaihi wassalam. Sungguh jelek apa yang dilakukan istri seperti ini terhadap suaminya. Ingatlah sabda Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam :

“Wanita mana saja yang meminta cerai pada suaminya tanpa sebab (yang syar’i, pent.) maka haram baginya wangi Surga.” (HR. Abu Daud dan At Tirmidzi serta selain keduanya. Lihat Al Insyirah fi Adabin Nikah halaman 85)

Bentuk kedurhakaan kedua yang dilakukan para istri terjadi dalam hal perbuatan yaitu ketika seorang istri tidak mau melayani kebutuhan seksual suaminya atau bermuka masam ketika melayaninya atau menghindari suami ketika hendak disentuh dan dicium atau menutup pintu ketika suami hendak mendatanginya dan yang semisal dengan itu.

Termasuk dari bentuk ini ialah apabila seorang istri keluar rumah tanpa izin suaminya walaupun hanya untuk mengunjungi kedua orang tuanya. Yang demikian seakan-akan seorang istri lari dari rumah suaminya tanpa sebab syar’i. Demikian pula jika sang istri enggan untuk bersafar (melakukan perjalanan) bersama suaminya, mengkhianati suami dan hartanya, membuka dan menampakkan apa yang seharusnya ditutupi dari anggota tubuhnya, berjalan di tempat umum dan pasar-pasar tanpa mahram, bersenda gurau atau berbicara lemah-lembut penuh mesra kepada lelaki yang bukan mahramnya dan yang semisal dengan itu.

Bentuk lain adalah apabila seorang istri tidak mau berdandan atau mempercantik diri untuk suaminya padahal suaminya menginginkan hal itu, melakukan puasa sunnah tanpa izin suaminya, meninggalkan hak-hak Allah seperti shalat, mandi janabat, atau puasa Ramadlan.

Maka setiap istri yang melakukan perbuatan-perbuatan seperti tersebut adalah istri yang durhaka terhadap suami dan bermaksiat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Jika kedua bentuk kedurhakaan ini dilakukan sekaligus oleh seorang istri maka ia dikatakan sebagai istri yang durhaka dengan ucapan dan perbuatannya.(Dinukil dari kitab An Nusyuz karya Dr. Shaleh bin Ghanim As Sadlan halaman 23-25 dengan beberapa tambahan)

Sungguh merugi wanita yang melakukan kedurhakaan ini. Mereka lebih memilih jalan ke neraka daripada jalan ke Surga karena memang biasanya wanita yang melakukan kedurhakaan-kedurhakaan ini tergoda oleh angan-angan dan kesenangan dunia yang menipu.

Ketahuilah wahai saudariku Muslimah, jalan menuju Surga tidaklah dihiasi dengan bunga-bunga nan indah, melainkan dipenuhi dengan rintangan-rintangan yang berat untuk dilalui oleh manusia kecuali orang-orang yang diberi ketegaran iman oleh Allah. Tetapi ingatlah di ujung jalan ini ada Surga yang Allah sediakan untuk hamba-hamba-Nya yang sabar menempuhnya.

Ketahuilah pula bahwa jalan menuju neraka memang indah, penuh dengan syahwat dan kesenangan dunia yang setiap manusia tertarik untuk menjalaninya. Tetapi ingat dan sadarlah bahwa neraka menanti orang-orang yang menjalani jalan ini dan tidak mau berpaling darinya semasa ia hidup di dunia.

Hanya wanita yang bijaksanalah yang mau bertaubat kepada Allah dan meminta maaf kepada suaminya dari kedurhakaan-kedurhakaan yang pernah ia lakukan. Ia akan kembali berusaha mencintai suaminya dan sabar dalam mentaati perintahnya. Ia mengerti nasib di akhirat dan bukan kesengsaraan di dunia yang ia takuti dan tangisi.

3. Tabarruj

Yang dimaksud dengan tabarruj ialah seorang wanita yang menampakkan perhiasannya dan keindahan tubuhnya serta apa-apa yang seharusnya wajib untuk ditutupi dari hal-hal yang dapat menarik syahwat lelaki.(Jilbab Al Mar’atil Muslimah halaman 120)

Hal ini kita dapati pada sabda Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam tentang wanita-wanita yang berpakaian tapi hakikatnya telanjang dikarenakan minimnya pakaian mereka dan tipisnya bahan kain yang dipakainya. Yang demikian ini sesuai dengan komentar Ibnul ‘Abdil Barr rahimahullah ketika menjelaskan sabda Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam tersebut.
Ibnul ‘Abdil Barr menyatakan : “Wanita-wanita yang dimaksudkan Nabi Shalallahu ‘alaihi wassalam adalah yang memakai pakaian yang tipis yang membentuk tubuhnya dan tidak menutupinya, maka mereka adalah wanita-wanita yang berpakaian pada dhahirnya dan telanjang pada hakikatnya … .”(Dinukil oleh Suyuthi di dalam Tanwirul Hawalik 3/103 )

Mereka adalah wanita-wanita yang hobi menampakkan perhiasan mereka, padahal Allah Subhanahu wa Ta’ala telah melarang hal ini dalam firman-Nya :

“Dan janganlah mereka menampakkan perhiasan-perhiasan mereka.” (An Nur : 31)

Imam Adz Dzahabi rahimahullah menyatakan di dalam kitab Al Kabair halaman 131 : “Termasuk dari perbuatan-perbuatan yang menyebabkan mereka dilaknat ialah menampakkan hiasan emas dan permata yang ada di dalam niqab (tutup muka/kerudung) mereka, memakai minyak wangi dengan misik dan yang semisalnya jika mereka keluar rumah … .”

Dengan perbuatan seperti ini berarti mereka secara tidak langsung menyeret kaum pria ke dalam neraka, karena pada diri kaum wanita terdapat daya tarik syahwat yang sangat kuat yang dapat menggoyahkan keimanan yang kokoh sekalipun. Terlebih bagi iman yang lemah yang tidak dibentengi dengan ilmu Al Qur’an dan As Sunnah. Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam sendiri menyatakan di dalam hadits yang shahih bahwa fitnah yang paling besar yang paling ditakutkan atas kaum pria adalah fitnahnya wanita.

Sejarah sudah berbicara bahwa betapa banyak tokoh-tokoh legendaris dunia yang tidak beriman kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala hancur karirnya hanya disebabkan bujuk rayu wanita.

Dan berapa banyak persaudaraan di antara kaum Mukminin terputus hanya dikarenakan wanita. Berapa banyak seorang anak tega dan menelantarkan ibunya demi mencari cinta seorang wanita, dan masih banyak lagi kasus lainnya yang dapat membuktikan bahwa wanita model mereka ini memang pantas untuk tidak mendapatkan wanginya Surga.

Hanya dengan ucapan dan rayuan seorang wanita mampu menjerumuskan kaum pria ke dalam lembah dosa dan hina terlebih lagi jika mereka bersolek dan menampakkan di hadapan kaum pria. Tidak mengherankan lagi jika di sana-sini terjadi pelecehan terhadap kaum wanita, karena yang demikian adalah hasil perbuatan mereka sendiri.

Wahai saudariku Muslimah … . Hindarilah tabarruj dan berhiaslah dengan pakaian yang Islami yang menyelamatkan kalian dari dosa di dunia ini dan adzab di akhirat kelak.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :

“Dan tinggallah kalian di rumah-rumah kalian dan janganlah kalian bertabarruj dengan tabarrujnya orang-orang jahiliyyah pertama dahulu.” (Al Ahzab : 33)

Masih banyak sebab-sebab lainnya yang mengantarkan wanita menjadi mayoritas penduduk neraka. Tetapi kami hanya mencukupkan tiga sebab ini saja karena memang tiga model inilah yang sering kita dapati di dalam kehidupan masyarakat negeri kita ini.

Saudariku Muslimah … .

Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam pernah menuntunkan satu amalan yang dapat menyelamatkan kaum wanita dari adzab neraka. Ketika beliau selesai khutbah hari raya yang berisikan perintah untuk bertakwa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan anjuran untuk mentaati-Nya. Beliau pun bangkit mendatangi kaum wanita, beliau menasehati mereka dan mengingatkan mereka tentang akhirat kemudian beliau bersabda :

“Bershadaqahlah kalian! Karena kebanyakan kalian adalah kayu bakarnya Jahanam!” Maka berdirilah seorang wanita yang duduk di antara wanita-wanita lainnya yang berubah kehitaman kedua pipinya, iapun bertanya : “Mengapa demikian, wahai Rasulullah?” Beliau menjawab : “Karena kalian banyak mengeluh dan kalian kufur terhadap suami!” (HR. Bukhari)

Bershadaqahlah! Karena shadaqah adalah satu jalan untuk menyelamatkan kalian dari adzab neraka. Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala menyelamatkan kita dari adzabnya. Amin.

Wallahu A’lam bish Shawwab.


Sumber :

Dikutip dari tulisan Muhammad Faizal Ibnu Jamil, Judul asli Wanita Penghuni

MUSLIMAH/Edisi XXII/1418/1997/Kajian Kali Ini.

http://www.geocities.com/dmgto/muslimah201/nar.htm dalam :

http://darussunnah.or.id/artikel-islam/muslimah/wanita-penghuni-neraka-2/

23 September 2009